Sosialisasi MPASI dan Pelatihan Pembuatan Olahan Makanan Tambahan Untuk Pencegahan Stunting di Desa Sranten
Kata Kunci:
makanan tambahan, sosialisasi, gizi, stuntingAbstrak
Latar belakang: Masalah gizi tercermin dari tingginya angka kasus malnutrisi. Indonesia berada di posisi terendah di kawasan ASEAN dan di urutan ke 142 dari 170 negara. Pemberian makanan pendamping ASI di Indonesia masih belum sesuai yang diharapkan. Banyak orang tua di desa Sranten, Boyolali yang memberikan MPASI lebih lambat karena kurangnya pemahaman. Kasus stunting di Desa ini mencapai 13 anak pada tahun 2024. Tujuan: Menambah pengetahuan para ibu tentang MPASI yang seimbang untuk si buah hati. Metode: Penyuluhan dilaksanakan menggunakan metode one group pretest-posttest. Penyampaian materi dilakukan dengan ceramah dan pembagian leaflet, dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan makanan tambahan. Peserta yang hadir adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak dibawah 3 tahun, sejumlah 20 orang. Hasil: Nilai pre-test menunjukkan rerata skor tingkat pengetahuan sebesar 65,2 sedangkan pada post-test meningkat menjadi 80,3. Tercatat peningkatan skor pengetahuan sebesar 23,16%. Kesimpulan: Kegiatan penyuluhan dengan demonstrasi meningkatkan pengetahuan partisipan dalam pemberian MPASI.
Kata kunci: makanan tambahan, sosialisasi, gizi, stunting
______________________________________________________________________
Abstract
Background: Nutritional problems are reflected in the high rate of malnutrition. Indonesia ranks 142nd out of 170 countries and has the lowest rank in the ASEAN region. Complementary feeding in Indonesia is still not meeting expectations. Many parents in Sranten Village, Boyolali, introduce complementary foods late due to a lack of understanding. Stunting cases in this village reached 13 children in 2024. Objective: To increase mothers' knowledge about balanced complementary feeding for their children. Method: The counseling session was conducted using a one-group pretest-posttest method. The material was delivered through lectures and leaflet distribution, followed by a demonstration of how to make complementary foods. Twenty participants, including pregnant women, breastfeeding mothers, and mothers of children under 3 years old, were included. Result: The pre-test score showed an average knowledge level of 65.2, while the post-test score increased to 80.3. This represents a 23.16% increase in knowledge. Conclusion: The counseling session with demonstrations improved participants' knowledge about providing complementary feeding.
Keywords: supplementary food, socialization, nutrition, stunting
Referensi
Hardiningsih H, Anggarini S, Yunita FA, et al. Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping Asi Dengan Berat Badan Bayi Usia 6-12 Bulan Di Kelurahan Wonorejo Kabupaten Karanganyar. PLACENTUM Jurnal Ilmu Kesehatan dan Aplikasinya. 2020; 8: 48. https://doi.org/10.20961/placentum.v8i1.38951
Rahmatiah M. Hubungan Pola Pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) dengan Status Gizi Anak Usia 6-24 Bulan. Nurse Care and Health Technology Journal. 2023; 3: 21–28.
Dinkes Sumatera Selatan . Rencana Kinerja Tahunan Deskonsentralisasi Dinas Kesehatan. 2018 (Issue 62).
Febry F, Destriatania S. Analisis Pemberian MP-ASI dengan Status Gizi pada Anak Usia 12-24 Bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Lesung Batu , Empat Lawang Analysis Complementary Feeding and Nutritional Status Among Children Aged 12-24 Months In Puskesmas Lesung Batu , Pendahuluan Dua. Ilmu Kesehatan Masyarakat 2019; 7: 1–11.
Septikassari M. Status Gizi Anak dan Faktor Yang Mempengaruhi. Yogyakarta: UNY Press, 2018.
Mufida L, Widyaningsih TD, Maligan JM. Prinsip Dasar Makanan Pendamping Air Susu Ibu (MP-ASI) untuk Bayi 6-24 Bulan: Kajian Pustaka. Jurnal Pangan dan Argoindustri 2015; 3: 6.
Sari A, Kurnia A, Kartini AL, et al. Analisa Faktor Penyebab Kejadian Stunting di Wilayah Kerja Puskesmas Sukmajaya. Journal of Public Health Education 2023; 2: 386–391.
Rachmah Q, Muniroh L, Dominikus Raditya A, et al. Peningkatan Pengetahuan Gizi Terkait Makanan Pendamping Asi (Mp-Asi) Melalui Edukasi Dan Hands-on-Activity Pada Kader Dan Non-Kader. Media Gizi Indonesia 2022; 17: 47–52.
Heni Linawati, Mintohari. Pengaruh Metode Outdoor Study Terhadap Hasil Belajar Siswa Dalam Mata Pelajaran Ipa Kelas IV. JPGSD (Jurnal Pendidik Guru Sekol Dasar) 2015; 03;02.
Hidayah N. Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Stunting Pada Balita. JOMIS (Journal of Midwifery Science 2022; 6: 1–10.
Yulinawati C, Novia R. Hubungan Pemberian Makanan Pendamping Asi ( Mp-Asi ) Dengan Kerja Puskesmas Tanjung Buntung Kota Batam Kepulauan Riau. ZAHRA Journal Health and Medical Research 2022; 2: 147–157.
Mulyana T, Nopendri N, Putra SA, et al. Digitalisasi Pelayanan Posyandu Melalui Sistem Informasi Posyandu Berbasis Website di Posyandu Anyelir RW 09 Kelurahan Burangrang Kecamatan Lengkong Kota Bandung. Charity Jurnal Pengabdian Masyarakat 2022; 5: 37.
Suaib F, Amir A, Rowa SS. Sosialisasi Kelurahan Bakung Sebagai Kelurahan “Peduli Ibu Dan Balita” (Pelita) Dalam Rangka Penanggulangan Stunting. Media Implementasi Riset Kesehatan 2023; 4: 25.
Mahmudah U, Yuliati E. Peningkatan Kualitas Pendidik PAUD sebagai Upaya dalam Pencegahan Stunting di Kecamatan Pundong Kabupaten Bantul. Jurnal Warta LPM 2021; 24: 719–728. https://doi.org/10.23917/warta.v24i4.12920
Afiah N, Asrianti T, Muliyana D, et al. Rendahnya Konsumsi Protein Hewani Sebagai Faktor Risiko Kejadian Stunting Pada Balita Di Kota Samarinda. Nutrire Diaita 2020; 12: 23–28.
Chen G, Weiskirchen S, Weiskirchen R. Vitamin A: too good to be bad? Fronties in Pharmacology 2023; 14: 1–13. https://doi.org/10.3389/fphar.2023.11 86336
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA

Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.