JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA http://103.97.100.158/index.php/jipmi <table style="height: 290px;" width="661"> <tbody> <tr> <td width="119">Nama Jurnal</td> <td width="12">:</td> <td width="481"><strong>JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA</strong></td> </tr> <tr> <td width="119">Singkatan</td> <td>:</td> <td width="481">JIPMI</td> </tr> <tr> <td width="119">e-ISSN</td> <td>:</td> <td width="481"><a href="https://drive.google.com/file/d/15j_rQExxHAjRVUVHjEY4Nv3LYxUAJeKS/view">ISSN 2829-5617</a></td> </tr> <tr> <td width="119">Frekuensi terbit</td> <td>:</td> <td width="481">4 kali setahun (Januari, April, Juli, Oktober)</td> </tr> <tr> <td width="119">DOI</td> <td>:</td> <td><a href="https://search.crossref.org/?q=2829-5617&amp;sort=year&amp;from_ui=yes">https://doi.org/10.26714/jipmi</a> (Crossref)</td> </tr> <tr> <td width="119">Editor in Chief</td> <td>:</td> <td width="481">Dr. Didik Sumanto, S.KM, M.Kes (Epid)</td> </tr> <tr> <td width="119">Penerbit</td> <td>:</td> <td width="481">Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Muhammadiyah Semarang</td> </tr> <tr> <td width="119">Indeksasi</td> <td>:</td> <td width="481">[Sinta] <a href="https://scholar.google.com/citations?user=1v292QkAAAAJ&amp;hl=en">[Google]</a> <a href="https://garuda.kemdikbud.go.id/journal/view/25883">[Garuda]</a> <a href="https://journals.indexcopernicus.com/search/details?id=123275">[Copernicus]</a> <a href="https://search.crossref.org/?q=2829-5617&amp;sort=year&amp;from_ui=yes">[Crossref]</a> <a href="https://app.dimensions.ai/discover/publication?search_mode=content&amp;search_text=JIPMI%20Jurnal%20Inovasi%20dan%20Pengabdian%20Masyarakat%20Indonesia&amp;search_type=kws&amp;search_field=full_search">[Dimensions]</a> <a href="https://www.base-search.net/Search/Results?q=coll:ftjipmi&amp;refid=dctableen">[Base]</a> <a href="http://journalseeker.researchbib.com/view/issn/2829-5617">[ResearchBib]</a> <a href="https://onesearch.id/Search/Results?widget=1&amp;institution_id=7217">[OneSearch]</a> <a href="https://ascidatabase.com/masterjournallist.php?v=13493">[ASCI]</a> <a href="https://orcid.org/0009-0008-8598-8375">[Orcid]</a> <a href="https://www.oajif.com/jurnal-inovasi-dan-pengabdian-masyarakat-indonesia-2/?asl_highlight=2829&amp;p_asid=1">[OAJIF]</a></td> </tr> </tbody> </table> id-ID jipmi@unimus.ac.id (Dr. Didik Sumanto, S.KM, M.Kes (Epid)) jipmi@unimus.ac.id (Irfanul Chakim, S.KM, Ph.D.Sc) Wed, 30 Apr 2025 12:55:29 +0000 OJS 3.3.0.8 http://blogs.law.harvard.edu/tech/rss 60 Pendampingan Peningkatan Kondisi Fisik pada Atlet Pencak Silat Satria Muda Indonesia Kota Semarang http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/717 <p><strong>Latar belakang:</strong> kondisi fisik merupakan salah stau faktor yang menentukan kemenangan atlet, sehingga dibutuhkan latihan untuk meningkatkan kondisi fisik. Atlet pencak silat satria muda Indonesia kota semarang tidak ada sesi latihan fisik pada jadwal latihannya sehingga dibutuhkan latihan peningkatan kondisi fisik. <strong>Tujuan:</strong> program pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan meningkatkan kondisi fisik atlet pencak silat satria muda Indonesia kota semarang. <strong>Metode:</strong> metode dalam pengabdian kepada masyarakat ini adalah memberikan pelatihan peningkatan kondisi fisik dengan latihan kekuatan meliputi <em>wall sit, push up</em> dan <em>sit up</em>. <strong>Hasil:</strong> hasil dalam pengabdian kepada masyarakat ini atlet diberikan teori dan praktik peningkatan kondisi fisik komponen kekuatan dan mengetahui tingkat kondisi fisik komponen kekuatan. <strong>Kesimpulan:</strong> dibutuhkan latihan peningkatan kondisi fisik bagi atlet untuk meningkatkan kualitas gerak.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> atlet, peningkatan kondisi fisik, kekuatan, pencak silat</p> <p>___________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: Physical condition is one factor determining an athlete's victory, so training is needed to improve physical condition. Young Indonesian Satria Pencak Silat athletes in Semarang City do not have physical training sessions on their training schedule, so training is required to improve physical condition. <strong>Objective</strong>: This community service program aims to improve the physical condition of young Indonesian Satria Pencak Silat athletes in Semarang City. <strong>Method</strong>: To provide training to improve physical condition with strength training, including wall-sit, push-up, and sit-up. <strong>Result</strong>: The results of this community service are that athletes are given theory and practice to improve the physical condition of the strength component, and to know the level of physical condition of the strength component. <strong>Conclusion</strong>: Physical condition improvement training is needed for athletes to improve the quality of movement.</p> <p><strong>Keywords</strong>: athlete, improving physical condition, strength, pencak silat</p> Osama Yusril Hamied, Ahad Agafian Dhuha, Mohammad Fajar Firdaus Hak Cipta (c) 2023 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/717 Tue, 31 Jan 2023 00:00:00 +0000 Edukasi Arti Penting Skrining HIV-AIDS, Sifilis dan Hepatitis-B pada Ibu Hamil di Kampung Yoka http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/713 <p><strong>Latar belakang:</strong> Tren kasus penularan HIV dan sifilis dari ibu ke anak tahun 2024 mengalami kenaikan pada ibu hamil. Infeksi ini sangat berbahaya karena dapat menyebabkan kondisi janin tidak normal bahkan bisa menyebabkan kematian. <strong>Tujuan:</strong> Meningkatkan kesadaran ibu hamil untuk melakukan tes sejak dini sebagai upaya pencegahan penularan. <strong>Metode:</strong> Pengabdian dilakukan dengan melakukan edukasi pada masyarakat melalui kegiatan ceramah, tanya jawab dan diskusi kelompok. <strong>Hasil:</strong> Sebanyak 15,4% umur ibu hamil antara 20-21 tahun; 70% berpendidikan SMA, 30% dengan usia kehamilan 8 minggu, 50% kelompok paritas pertama, dan 80% belum melakukan skrining HIV dan sifilis. Sebanyak 70% pengetahuan ibu hamil tentang arti penting skrining kesehatan dalam kategori ‘kurang’ saat <em>pre-test</em>, namun meningkat menjadi ‘baik’ secara keseluruhan (100%) pada hasil <em>post-test</em>. <strong>Kesimpulan:</strong> Kegiatan edukasi kesehatan dapat meningkatkan pengetahuan ibu hamil tentang arti penting skrining HIV, sifilis dan Hepatitis B, sekaligus meningkatkan kualitas komunikasi informasi edukasi.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> edukasi, ibu hamil, HIV, HBsAg, sifilis, skrining kesehatan</p> <p>___________________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: The trend of mother-to-child transmission of HIV and syphilis in pregnant women is projected to increase in 2024. These infections are hazardous because they can cause fetal abnormalities and even death. <strong>Objective</strong>: To raise awareness among pregnant women about early testing as an effort to prevent transmission. <strong>Method</strong>: Community service was conducted through educational initiatives, including lectures, Q&amp;A sessions, and group discussions. <strong>Result</strong>: Some 15.4% of pregnant women were between 20 and 21 years old; 70% had a high school education, 30% were 8 weeks pregnant, 50% were in the first parity group, and 80% had not been screened for HIV and syphilis. Seventy percent of pregnant women's knowledge of the importance of health screening was in the 'poor' category during the pre-test, but increased to 'good' overall (100%) in the post-test results. <strong>Conclusion</strong>: Health education activities can increase pregnant women's knowledge of the importance of HIV, syphilis, and Hepatitis B screening, while also improving the quality of educational information communication.</p> <p><strong>Keywords</strong>: education, pregnant women, HIV, HBsAg, syphilis, health screening</p> Sherly Mamoribo, Wahyuti Wahyuti, Natalia Adimuntja, Nora Ita, Anita Feronika Mayor, Fadila Serliana, Frits Imbiri, Yane Tambing, Agustina R Yufuai Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/713 Wed, 30 Apr 2025 00:00:00 +0000 Penyegaran Metode Pembuatan Kuesioner Kebutuhan Pelatihan di BAPELKES Provinsi Jawa Tengah http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/704 <p><strong>Latar belakang:</strong> Tenaga kesehatan perlu memiliki kompetensi yang sesui untuk menjalankan program Kesehatan secara efektif. Namun, seringkali terdapat kesenjangan antara kompetensi yang dimiliki dengan kebutuhan tugas yang ada di lapangan. <strong>Tujuan:</strong> Menganalisis kebutuhan pelatihan pada tenaga Kesehatan. <strong>Metode</strong>: Studi deskriptif dengan pendekatan kuantitif. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada tenaga Kesehatan menggunakan google form, kemudian dianalisis. <strong>Hasil:</strong> Responden memiliki kompetensi yang sesuai dengan jenis jabatannya, serta perlu adanya pelatihan yang difokuskan pada aspek-aspek kompetensi untuk meningkatkan kinerja dari tenaga Kesehatan. <strong>Kesimpulan:</strong> Kompetensi sudah sesuai dengan jenis jabatan, terdapat 3 jenis pelatihan yang menjadi prioritas di masing-masing jenis tenaga kesehatan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> pelatihan, tenaga kesehatan, training needs analysis</p> <p>_____________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background:</strong> Healthcare workers must possess the appropriate competencies to implement health programs effectively. However, there is often a gap between existing competencies and the actual demands in the field. <strong>Objective:</strong> To analyze the training needs of healthcare workers. <strong>Method:</strong> A descriptive study with a quantitative approach. Data were collected through questionnaires distributed to healthcare workers via Google Forms and subsequently analyzed. <strong>Result:</strong> Respondents generally had competencies aligned with their job titles. However, there is a need for training focused on specific competency aspects to enhance the performance of healthcare workers. <strong>Conclusion:</strong> Competencies were generally in line with job titles. Three types of training were identified as priorities for each category of healthcare workers.</p> <p><strong>Keywords</strong>: training, healthcare workers, training needs analysis</p> Sayono, Heni Rusmitasari, Suyoto Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/704 Wed, 30 Apr 2025 00:00:00 +0000 Evaluasi Pasca Pelatihan Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) Pada Tenaga Kesehatan Tingkat Pertama di Jawa Tengah http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/702 <p><strong>Latar belakang:</strong> Pemberian Makan Bayi dan Anak (PMBA) merupakan komponen penting dalam pencegahan stunting dan peningkatan status gizi balita. Pelatihan PMBA bagi kader dan ibu balita telah dilaksanakan sebelumnya, namun diperlukan evaluasi untuk mengetahui efektivitas pelatihan tersebut terhadap perubahan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta. <strong>Tujuan</strong><strong>:</strong> Kegiatan pengabdian ini bertujuan untuk mendiseminasikan hasil evaluasi pasca pelatihan PMBA dan mendorong tindak lanjut peningkatan kapasitas kader serta ibu balita dalam praktik PMBA. <strong>Metode</strong><strong>:</strong> Kegiatan ini dilakukan melalui telaah data hasil evaluasi pasca pelatihan PMBA yang melibatkan kader dan ibu balita di wilayah binaan. Analisis data mencakup perbandingan nilai pre dan post test pengetahuan, sikap, dan praktik peserta pelatihan, serta penyusunan laporan hasil evaluasi sebagai dasar advokasi kegiatan lanjutan. <strong>Hasil</strong><strong>:</strong> Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan skor rata-rata pada seluruh aspek: pengetahuan (67,2 menjadi 84,5), sikap (70,4 menjadi 86,3), dan praktik (60,3 menjadi 74,2). Data ini menunjukkan bahwa pelatihan memberikan dampak positif terhadap kapasitas kader dan ibu balita dalam menerapkan PMBA. <strong>Kesimpulan</strong><strong>:</strong> Evaluasi menunjukkan bahwa pelatihan PMBA efektif dalam meningkatkan pengetahuan, sikap, dan praktik peserta. Kegiatan pengabdian ini memberikan rekomendasi untuk pelatihan lanjutan serta pendampingan rutin guna memperkuat penerapan PMBA di masyarakat.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> evaluasi pelatihan, makan bayi dan anak, kader posyandu, praktik gizi balita</p> <p>_______________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong><strong>:</strong> Infant and Young Child Feeding (IYCF) is a critical component in preventing stunting and improving the nutritional status of children under five. IYCF training for community health volunteers and mothers of toddlers has been conducted previously, but an evaluation is needed to determine the effectiveness of the training in changing participants’ knowledge, attitudes, and practices. <strong>Objective</strong><strong>:</strong> This community service activity aims to disseminate the results of the post-training evaluation of IYCF and to encourage follow-up efforts to strengthen the capacity of health volunteers and mothers in practicing appropriate IYCF. <strong>Method</strong><strong>:</strong> This activity was conducted through a review of post-training evaluation data involving health volunteers and mothers in a designated area. Data analysis included comparisons of pre- and post-test scores for participants’ knowledge, attitudes, and practices, followed by compiling an evaluation report to serve as a basis for advocacy and follow-up programs. <strong>Result</strong><strong>:</strong> The evaluation showed an increase in the average scores across all aspects: knowledge (from 67.2 to 84.5), attitude (from 70.4 to 86.3), and practice (from 60.3 to 74.2). These findings indicate a positive impact of the training on the capacity of health volunteers and mothers in implementing IYCF. <strong>Conclusion</strong><strong>:</strong> The evaluation indicates that IYCF training was effective in improving participants’ knowledge, attitudes, and practices. This community service activity recommends further training and regular mentoring to strengthen the implementation of IYCF at the community level.</p> <p><strong>Keywords</strong><strong>:</strong> training evaluation, infant and young child feeding, community health volunteers, child nutrition practices</p> Sayono, Heni Rusmitasari, Suyoto Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/702 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0000 Student-Care Permitha: Layanan Bantuan Kesehatan Mental Untuk Mahasiswa Asing di Thailand http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/701 <p><strong>Latar belakang</strong>: Mahasiswa Indonesia dan internasional di Thailand mengalami tantangan kesehatan mental yang signifikan. Survei menunjukkan lebih dari 40% mengalami depresi dan kecemasan, serta lebih dari separuh memiliki kualitas hidup yang rendah. <strong>Tujuan</strong>: Program ini bertujuan menyediakan layanan edukasi dan pemantauan kesehatan mental yang mudah diakses dan berkelanjutan bagi mahasiswa Indonesia di Thailand. <strong>Metode</strong>: Kegiatan dilakukan melalui kolaborasi dengan PERMITHA, meliputi edukasi daring, penyuluhan kesehatan mental, asesmen mandiri berbasis WHO, dan layanan konsultasi WhatsApp. Website pemantauan kesehatan mental juga dikembangkan, dengan mitra sebagai admin dan tim pengabdian sebagai super admin. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test serta pemantauan asesmen mandiri. <strong>Hasil</strong>: Program disambut positif oleh PERMITHA dan direncanakan menjadi program tahunan. Sebanyak 40,83% responden mengalami depresi, 44,19% mengalami kecemasan, dan 74,16% memiliki kualitas hidup psikologis yang buruk. Website mendukung pemantauan berkelanjutan oleh mitra. <strong>Kesimpulan</strong>: Program ini efektif dalam meningkatkan kesadaran dan dukungan kesehatan mental. Direkomendasikan untuk memperluas layanan konsultasi dan kampanye edukasi secara digital guna menjangkau lebih banyak mahasiswa di Thailand.</p> <p><strong>Kata kunci</strong>: kesehatan mental, mahasiswa indonesia, kualitas hidup, pengabdian masyarakat, permitha</p> <p>________________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: Indonesian and international students in Thailand face significant mental health challenges. Survey data revealed that over 40% experienced depression and anxiety, and more than half reported poor quality of life. <strong>Objective</strong>: This program aimed to provide accessible and sustainable mental health education and monitoring services for Indonesian students in Thailand. <strong>Method</strong>: In collaboration with PERMITHA, the program included online mental health education sessions, WHO-based self-assessments, and a WhatsApp-based counseling service. A mental health monitoring website was also developed, where partners serve as admins and the community service team as super admin. Evaluation was conducted through pre- and post-tests, and regular monitoring of self-assessment results. <strong>Result</strong>: The program was well received by PERMITHA and is planned to become an annual initiative. Survey findings showed that 40.83% of respondents experienced depression, 44.19% reported anxiety, and 74.16% had poor psychological quality of life. The website enables continuous mental health monitoring by the partner organization. <strong>Conclusion</strong>: This program effectively raised awareness and support for student mental health. It is recommended to expand the consultation service and develop digital campaigns to reach a broader audience of students in Thailand.</p> <p><strong>Keywords</strong>: mental health, indonesian students, quality of life, community service, permitha</p> Irfanul Chakim, Tepanata Pumpaibool Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/701 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0000 Skrining Hipertensi pada Lansia: Deteksi Dini untuk Peningkatan Kualitas Hidup http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/696 <p><strong>Latar belakang: </strong>Hipertensi merupakan masalah kesehatan global yang prevalensinya meningkat seiring bertambahnya usia. Skrining hipertensi pada lansia merupakan langkah penting dalam deteksi dini dan pencegahan komplikasi. <strong>Tujuan:</strong> Untuk mengetahui efektivitas dan manfaat skrining hipertensi rutin pada lansia. <strong>Metode:</strong> Skrining hipertensi dilakukan dengan mengukur tekanan darah yang melibatkan 151 lansia berusia 60 tahun ke atas. Selanjutnya diberikan edukasi tentang penyakit hipertensi dan cara pencegahannya. <strong>Hasil</strong><strong>:</strong> sebagian besar masyarakat desa grogolan menderita hipertensi sebanyak 94 orang (62,3%) sedangkan yang tidak menderita hipertensi sebanyak 57 (37,7%). Skrining ini juga meningkatkan kesadaran lansia tentang pentingnya pengendalian tekanan darah.. <strong>Kesimpulan:</strong> skrining hipertensi rutin efektif dalam deteksi dini dan edukasi lansia, sehingga berkontribusi pada peningkatan kualitas hidup lansia.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> skrining hipertensi, lansia, posyandu</p> <p>_____________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: Hypertension is a global health problem whose prevalence increases with age. Hypertension screening in the elderly is an important step in the early detection and prevention of complications. <strong>Objective</strong>: To determine the effectiveness and benefits of routine hypertension screening in the elderly. <strong>Method</strong>: Hypertension screening measured blood pressure in 151 elderly individuals aged 60 years and over. Furthermore, education was provided about hypertension and how to prevent it. <strong>Result</strong>: most of the people of Grogolan village suffered from hypertension, as many as 94 people (62.3%), while those who did not suffer from hypertension were 57 (37.7%). This screening also increased the awareness of the elderly about the importance of controlling blood pressure. <strong>Conclusion</strong>: Routine hypertension screening is effective in early detection and education of the elderly, thus improving the quality of life of the elderly.</p> <p><strong>Keywords</strong>: hypertension screening, elderly, integrated health post</p> Lisa Amelia Febriyanti, Bagas Malikurrizki, Hima Avishena, Delasta Putri Ika Tuzzaroh, Febriana Bella Setyaningrum, Lintang Dwi Sartika, Muhammad Naufal Rayhan, Linda Korniawati, Almira Farahdiba, Ridwan Al Fauzi, Yodya Lumayung, Monika Candra Pramudita, Amanda Citra Dewi Puspita Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/696 Wed, 31 Jul 2024 00:00:00 +0000 Edukasi Kesehatan Persiapan Puasa Bagi Penderita Penyakit Tidak Menular di Kabupaten Aceh Besar http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/692 <p><strong>Latar belakang:</strong> Penyakit Tidak Menular (PTM) seperti diabetes mellitus dan hipertensi merupakan masalah kesehatan yang semakin meningkat di Indonesia, termasuk di Kabupaten Aceh Besar. Penderita PTM menghadapi tantangan khusus dalam menjalankan ibadah puasa Ramadan karena adanya risiko komplikasi seperti hipoglikemia, hipertensi tidak terkontrol, dan dehidrasi. Minimnya pengetahuan masyarakat mengenai manajemen kesehatan selama puasa dapat meningkatkan risiko tersebut. Oleh karena itu, diperlukan edukasi kesehatan untuk meningkatkan kesiapan penderita PTM dalam menjalankan puasa dengan aman. <strong>Tujuan:</strong> Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman dan kesiapan penderita PTM dalam menjalankan ibadah puasa melalui edukasi kesehatan yang berfokus pada pola makan, manajemen obat, serta pemantauan kondisi kesehatan. <strong>Metode:</strong> Metode yang digunakan adalah edukasi interaktif dengan paparan materi, diskusi, dan sesi tanya jawab. Kegiatan ini melibatkan 30 peserta yang terdiri dari penderita PTM, kepala keluarga, ibu rumah tangga, dan remaja. Evaluasi dilakukan melalui pre-test dan post-test untuk mengukur peningkatan pemahaman peserta. <strong>Hasil:</strong> Hasil evaluasi menunjukkan peningkatan signifikan dalam pengetahuan peserta terkait manajemen kesehatan selama puasa. Sebanyak 85% peserta mengalami peningkatan skor pemahaman setelah mengikuti edukasi. Peserta juga menunjukkan perubahan sikap dan kesadaran mengenai pentingnya pola makan sehat, pengaturan obat, serta pemantauan kesehatan selama Ramadan. Selain itu, keterlibatan keluarga dalam edukasi ini turut mendukung implementasi pola hidup sehat bagi penderita PTM. <strong>Kesimpulan:</strong> Edukasi kesehatan berbasis komunitas terbukti efektif dalam meningkatkan kesiapan penderita PTM dalam menjalankan ibadah puasa dengan aman. Kegiatan ini direkomendasikan untuk dilaksanakan secara berkelanjutan dengan cakupan yang lebih luas serta melibatkan tenaga kesehatan dan pemangku kepentingan lainnya untuk mendukung pengelolaan PTM selama Ramadan.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> edukasi kesehatan, diabetes mellitus, hipertensi, penyakit tidak menular, persiapan puasa</p> <p>_____________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: Non-communicable diseases (NCDs) such as diabetes mellitus and hypertension are a growing health problem in Indonesia, including in Aceh Besar Regency. NCD sufferers face special challenges in observing the Ramadan fast due to the risk of complications such as hypoglycemia, uncontrolled hypertension, and dehydration. Lack of public knowledge regarding health management during fasting can increase these risks. Therefore, health education is needed to improve the readiness of NCD sufferers to fast safely. <strong>Objective</strong>: This activity aims to improve the understanding and readiness of NCD sufferers in observing the fast through health education that focuses on diet, medication management, and health monitoring. <strong>Method</strong>: The method used is interactive education with material presentation, discussion, and question and answer session. This activity involved 30 participants consisting of NCD sufferers, heads of families, housewives, and adolescents. Evaluation was conducted through pre-tests and post-tests to measure the increase in participants' understanding. <strong>Result</strong>: The evaluation results showed a significant increase in participants' knowledge regarding health management during fasting. As many as 85% of participants experienced an increase in their understanding scores after participating in the education. Participants also showed changes in attitudes and awareness regarding the importance of a healthy diet, medication management, and health monitoring during Ramadan. Furthermore, family involvement in this education program supports the implementation of healthy lifestyles for NCD sufferers. <strong>Conclusion</strong>: Community-based health education has proven effective in increasing the readiness of NCD sufferers to safely fast. It is recommended that this activity be implemented sustainably with a broader scope and involve health workers and other stakeholders to support NCD management during Ramadan<strong>.</strong></p> <p><strong>Keywords</strong>: health education, diabetes mellitus, hypertension, non-communicable diseases, fasting preparation</p> Farrah Fahdhienie, Irma Hamisah Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/692 Wed, 30 Apr 2025 00:00:00 +0000 Sosialisasi MPASI dan Pelatihan Pembuatan Olahan Makanan Tambahan Untuk Pencegahan Stunting di Desa Sranten http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/689 <p><strong>Latar belakang:</strong> Masalah gizi tercermin dari tingginya angka kasus malnutrisi. Indonesia berada di posisi terendah di kawasan ASEAN dan di urutan ke 142 dari 170 negara. Pemberian makanan pendamping ASI di Indonesia masih belum sesuai yang diharapkan. Banyak orang tua di desa Sranten, Boyolali yang memberikan MPASI lebih lambat karena kurangnya pemahaman. Kasus stunting di Desa ini mencapai 13 anak pada tahun 2024. <strong>Tujuan</strong><strong>:</strong> Menambah pengetahuan para ibu tentang MPASI yang seimbang untuk si buah hati. <strong>Metode:</strong> Penyuluhan dilaksanakan menggunakan metode <em>one group pretest-posttest</em>. Penyampaian materi dilakukan dengan ceramah dan pembagian leaflet, dilanjutkan dengan demonstrasi pembuatan makanan tambahan. Peserta yang hadir adalah ibu hamil, ibu menyusui, dan ibu yang memiliki anak dibawah 3 tahun, sejumlah 20 orang. <strong>Hasil</strong><strong>:</strong> Nilai <em>pre-test</em> menunjukkan rerata skor tingkat pengetahuan sebesar 65,2 sedangkan pada <em>post-test</em> meningkat menjadi 80,3. Tercatat peningkatan skor pengetahuan sebesar 23,16%. <strong>Kesimpulan:</strong> Kegiatan penyuluhan dengan demonstrasi meningkatkan pengetahuan partisipan dalam pemberian MPASI.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> makanan tambahan, sosialisasi, gizi, stunting</p> <p>______________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: Nutritional problems are reflected in the high rate of malnutrition. Indonesia ranks 142nd out of 170 countries and has the lowest rank in the ASEAN region. Complementary feeding in Indonesia is still not meeting expectations. Many parents in Sranten Village, Boyolali, introduce complementary foods late due to a lack of understanding. Stunting cases in this village reached 13 children in 2024. <strong>Objective</strong>: To increase mothers' knowledge about balanced complementary feeding for their children. <strong>Method</strong>: The counseling session was conducted using a one-group pretest-posttest method. The material was delivered through lectures and leaflet distribution, followed by a demonstration of how to make complementary foods. Twenty participants, including pregnant women, breastfeeding mothers, and mothers of children under 3 years old, were included. <strong>Result</strong>: The pre-test score showed an average knowledge level of 65.2, while the post-test score increased to 80.3. This represents a 23.16% increase in knowledge. <strong>Conclusion</strong>: The counseling session with demonstrations improved participants' knowledge about providing complementary feeding.</p> <p><strong>Keywords</strong>: supplementary food, socialization, nutrition, stunting</p> Annisa Nur Utami, Irfanul Chakim, Fikri Ardiasnyah, Carisa Sukma Andi Lintang, Tamara Kusuma Putri, Umi Rahmawati, Fatwa Banatya Fadilla, Muhammad Andi Yoga Fikananta Abdulloh, Dimas Azhar Maulana, Agung Rizki Ramadan, Khoirul Huda, Aifka Alihati Asikin, Fenti Nur Afiani, Sely Mutiara Septiasari, Masyru’atul Mukarromah Dearty Ihda Putri Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/689 Wed, 30 Apr 2025 00:00:00 +0000 Komunikasi Antar Personal (KAP) dalam Edukasi dan Pencegahan Hipertensi di Gampong Cot Mesjid, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/682 <p><strong>Latar belakang:</strong> Hipertensi atau tekanan darah tinggi merupakan salah satu penyakit kronis yang paling umum di dunia dan menjadi faktor risiko utama penyakit kardiovaskular serta penyebab utama kematian. Rendahnya tingkat pemahaman masyarakat mengenai faktor risiko, gejala, serta pencegahan hipertensi berdampak pada komplikasi. Komunikasi Antar Personal (KAP) merupakan strategi edukasi kesehatan berbasis interaksi langsung yang bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat melalui komunikasi dua arah yang lebih efektif dan partisipatif. <strong>Tujuan: </strong>untuk menganalisis efektivitas KAP dalam meningkatkan pemahaman masyarakat di Gampong Cot Mesjid, Kecamatan Lueng Bata, Kota Banda Aceh terkait hipertensi. <strong>Metode: </strong>menggunakan pendekatan deskriptif dengan desain uji paired t-test (<em>pre-test dan post-test</em>). Responden terdiri dari 11 orang masyarakat di Gampong Cot Mesjid, yang diberikan edukasi menggunakan metode KAP melalui sesi interaktif, diskusi kelompok, permainan edukatif, dan nyanyian. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang mengukur tingkat pengetahuan sebelum dan sesudah intervensi. <strong>Hasil: </strong>adanya peningkatan yang signifikan pengetahuan responden terkait hipertensi setelah diberikan edukasi melalui metode KAP. Rata-rata skor pre-test sebelum intervensi adalah 55,91 meningkat menjadi 77,00 (<em>p = 0,000)</em>, yang artinya bahwa penyuluhan dengan menggunakan metode KAP efektif dilakukan dan ada perbedaan yang signifikan antara hasil <em>pre-test</em> dan <em>post-test</em>. <strong>Kesimpulan:</strong> Komunikasi Antar Personal (KAP) terbukti efektif sebagai strategi edukasi dalam meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat terkait hipertensi. Dengan komunikasi dua arah yang interaktif, peserta lebih mudah memahami dan mengingat informasi yang diberikan. Pendekatan ini dapat diterapkan lebih luas dalam program edukasi kesehatan lainnya untuk meningkatkan kesadaran masyarakat terhadap berbagai penyakit kronis.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> edukasi kesehatan, hipertensi, komunikasi antar personal, pencegahan penyakit</p> <p>____________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: Hypertension or high blood pressure is one of the most common chronic diseases in the world and is a major risk factor for cardiovascular disease and a leading cause of death. The low level of public understanding of risk factors, symptoms, and prevention of hypertension has an impact on complications. Interpersonal Communication (KAP) is a health education strategy based on direct interaction that aims to increase public awareness and understanding through more effective and participatory two-way communication. <strong>Objective</strong>: To analyze the effectiveness of KAP in increasing public knowledge regarding hypertension in Gampong Cot Mesjid, Lueng Bata District, Banda Aceh City. <strong>Method</strong>: using a descriptive approach with a paired t-test design (pre-test and post-test). Respondents consisted of 11 people in Gampong Cot Mesjid, who were given education using the KAP method through interactive sessions, group discussions, educational games, and songs. Data were collected through a questionnaire that measured the level of knowledge before and after the intervention. <strong>Result</strong>: there was a significant increase in respondents' knowledge regarding hypertension after being given education through the KAP method. The average pre-test score before the intervention was 55.91% increasing to 77.00% (p = 0.000), which means that counseling using the KAP method is effective and there is a significant difference between the pre-test and post-test results. <strong>Conclusion</strong>: Interpersonal Communication (KAP) has proven to be effective as an educational strategy in increasing public awareness and understanding of hypertension. With interactive two-way communication, participants find it easier to understand and remember the information provided. This approach can be applied more widely in other health education programs to increase public awareness of various chronic diseases.</p> <p><strong>Keywords</strong>: health education, hypertension, interpersonal communication, disease prevention</p> Syahri Rahmadhani, Farrah Fahdhienie, Dharina Baharuddin Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/682 Wed, 30 Apr 2025 00:00:00 +0000 Edukasi Hipertensi Pada Posyandu Lansia di Dusun Madusari http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/676 <p><strong>Latar belakang:</strong> Hipertensi merupakan masalah kesehatan yang sering dijumpai di Indonesia. Hipertensi merupakan salah satu penyebab morbiditas terbesar didunia. Gejala dari hipertensi sulit dikenali atau bahkan tidak menimbulkan gejala sama sekali. Berdasarkan hasil riset kesehatan dasar tahun 2018, prevalensi hipertensi yaitu 34,11%. Tindakan pencegahan dapat dilakukan sejak dini dengan melakukan pemeriksaan mandiri atau kunjungan ke posyandu. Posyandu lansia di Dusun Madusari tidak berjalan dengan baik karena kunjungan lansia ke posyandu yang sangat sedikit dikarenakan medan jalan yang naik turun. Sehingga pada pelaksanaan pemeriksaan kesehatan, perlu menjemput lansia agar bisa mengikuti kegiatan di posyandu lansia. <strong>Tujuan:</strong> Pencegahan hipertensi perlu dilakukan di beberapa daerah khususnya di daerah Dusun Madusari Kabupaten Temanggung disebabkan kurangnya minat lansia untuk melakukan pemeriksaan kesehatan di posyandu setempat. <strong>Metode:</strong> Metode dalam pengabdian masyarakat yaitu ceramah dan tanya jawab. <strong>Hasil:</strong> Sebanyak 32 lansia mengikuti penyuluhan tentang hipertensi di Dusun Madusari. Hasil pre test dan post test tentang hipertensi menunjukkan adanya perbedaan signifikan dengan p-value 0,000 yang berarti terdapat perbedaan hasil tes pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukannya penyuluhan mengenai hipertensi. <strong>Kesimpulan:</strong> Para lansia sudah paham tentang hipertensi dengan nilai rata – rata yang meningkat pada nilai <em>pre test</em> dan <em>post test</em>.</p> <p><strong>Kata kunci:</strong> hipertensi, lansia, posyandu</p> <p>___________________________________________________________________</p> <p><strong>Abstract</strong></p> <p><strong>Background</strong>: Hypertension is a prevalent health issue in Indonesia and represents one of the leading causes of morbidity worldwide. The symptoms of hypertension are often challenging to identify or may even be absent. According to the 2018 Basic Health Research, the prevalence of hypertension is 34.11%. Preventive measures can be implemented early through self-monitoring or visits to community health posts (Posyandu). The elderly health post in Madusari Village is not functioning effectively due to low attendance, primarily because of the challenging terrain. As a result, elderly individuals must be transported to participate in health screenings at the health post. <strong>Objective</strong>: Hypertension prevention is essential in certain areas, particularly in Madusari Village, Temanggung Regency, due to the low interest among the elderly in undergoing health examinations at local Posyandu. <strong>Method</strong>: The community service approach employed consisted of lectures and interactive discussions. <strong>Result</strong>: Thirty-two elderly individuals attended the hypertension education session in Madusari Village. Pre-test and post-test results showed a significant difference with a p-value of 0.000, indicating a notable improvement in knowledge regarding hypertension following the educational session. <strong>Conclusion</strong>: The elderly participants demonstrated a clear understanding of hypertension, as evidenced by the increased average scores from the pre-test to the post-test.</p> <p><strong>Keywords</strong>: elderly, hypertension, posyandu</p> Talitha Alma Cahyaningrum, Devinda Kurnia Sari, Gloria El Maleeka Firdaus, Muhammad Rois Ash-Shiddiq, Yunisca Elfira Putri, Avista Ayu Sulistyawati, Amelina Mawaddah, Alfiyyah Fairuuz Najaah, Assyaifa Choerunnisa Fazri, Faizal Afriansyah, Miftahul Janna, Shalihat Afifah Dhaningtyas Hak Cipta (c) 2025 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA https://creativecommons.org/licenses/by-nc/4.0 http://103.97.100.158/index.php/jipmi/article/view/676 Fri, 31 Jan 2025 00:00:00 +0000