Sertifikasi Ketrampilan Antropometri Kader Posyandu Di Kota Semarang
DOI:
https://doi.org/10.26714/jipmi.v2i2.120Kata Kunci:
antropometri, kader, posyanduAbstrak
Latar belakang: Kader pos pelayanan terpadu (posyandu) balita berperan memantau tumbuh kembang balita. Kemampuan kader dalam melakukan pengukuran antropometri, yaitu: panjang/tinggi badan, berat badan, lingkar kepala dan lingkar lengan atas mempengaruhi deteksi dini masalah tumbuh kembang balita. Tujuan: Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan sertifikat ketrampilan antropometri pada kader posyandu balita. Metode: Peserta sejumlah 10 orang kader posyandu di Kelurahan Pendrikan Kidul, Kecamatan Semarang Tengah. Kegiatan sertifikasi melalui tahap pre-test dilanjutkan pelatihan dan diakhiri dengan posttest melalui observasi praktik dan studi kasus. Pelatihan dilakukan oleh dosen bersama mahasiswa untuk membantu memantau dan mendampingi kader saat praktik mandiri dari kasus yang diberikan. Penilaian Pre dan posttest antropometri diukur dalam 9 aktivitas dengan 37 indikator kemampuan. Hasil: Hasil Pretest menunjukkan bahwa semua kader telah terampil dalam dua aktivitas yaitu: mengukur panjang badan dan lingkar kepala bayi, sedangkan tujuh aktivitas lainnya belum semua indikator terpenuhi. Hasil posttest menunjukkan bahwa semua kader telah terampil di 9 aktivitas dan berhak mendapat sertifikat dari Forum Posyandu Kota Semarang. Kesimpulan: Semua kader telah terampil dalam melaksanakan 37 indikator ketrampilan antropometri. Sertifikasi ketrampilan antropometri ini dapat menjadi salah satu solusi untuk menilai kemampuan kader dalam deteksi dini masalah tumbuh kembang balita.
Kata kunci: antropometri, kader, posyandu
__________________________________________________________________________________________
Abstract
Background: Cadres of Integrated service posts for toddlers (posyandu balita) play a role in monitoring the growth and development of toddlers. The ability of cadres to take anthropometric measurements, i.e.: length/height and weight, accurately affect the early detection of toddler growth and development problems. Objective: This activity aims to provide anthropometric competency certificates to cadres. Method: Participants were ten cadres in the Pendrikan Kidul Village, Central Semarang District. Certification activities go through the pretest stage, followed by training, and end with the post-test. The observation and case studies carried on to measure the pretest and post-test. Lecturers and students train to help monitor and accompany cadres when they practice independently of the cases given. Pre and post-test through observation of anthropometric abilities on nine activities with 37 competency indicators. Result: Pretest results showed that all cadres were skilled in two activities, namely: measuring the baby's body length and head circumference, while the other seven activities had yet to meet all the indicators. At the same time, the post-test results showed that all cadres were skilled in nine activities and entitled to receive a certificate from the Semarang City Posyandu Forum. Conclusion: The results of the activity illustrate that there is an increase in anthropometric skills in cadres after the training. This anthropometric skill certification can be one of the solutions to assess the competence of the cadres.
Keywords: anthropometric, cadres, posyandu
Metrik
Referensi
Kemenkes RI. Pedoman Umum Pelayanan Posyandu. 2011.
Rezkiana F, Candriasih P, Hafid F. Peningkatan Pengetahuan Kader Posyandu Dalam Pemantauan Tumbuh Kembang Balita. J Pengabdi Masy Svasta Harena 2022; 2: 18–22.
Hamariyana, Syamsianah A, Winaryati E. Hubungan pengetahuan dan lama kerja kader dengan ketrampilan kader dalam menilai kurva pertumbuhan balita di posyandu Kelurahan Tegal Sari Kecamatan Candisari Kota Semarang. J Gizi Univ Muhammadiyah Semarang 2013; 2: 40–48.
Aticeh, Maryanah SS. Pengetahuan Kader Meningkatkan Motivasi dalam Melakukan Deteksi Dini Tumbuh Kembang Balita. J Ilmu dan Teknol Kesehat 2015; 2: 71–76.
Candra A, Probosari E, Puruhita N, et al. Pelatihan Pengukuran Antropometri dan Sosialisasi Pesan Gizi Seimbang untuk Kadar Pos Pelayanan Terpadu / Posyandu. J Nutr Heal 2021; 9: 31–38.
Green LW. Modifyng and Developing Behavior. Annu Rev Public Health 1984; 5: 215–236.
Rusdiarti R. Analisis Pengukuran Ketepatan Antropometri Tinggi Badan Balita pada Pelatihan Kader Posyandu di Panduman Kecamatan Jelbuk. Heal Inf J Penelit 2019; 11: 171–179.
Hidayati U. Hubungan antara Pendidikan dan Masa Kerja dengan Keterampilan Kader Posyandu dalam Menimbang Balita menggunakan Dacin di Kabupaten Purworejo. J Komun Kesehat 2021; XII: 1–8.
Sukandar H, Faiqoh R, Effendi JS. Hubungan Karakteristik terhadap Tingkat Aktivitas Kader Posyandu Kecamatan Soreang Kabupaten Bandung. J Sist Kesehat 2018; 4: 102–109.
Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Standar Antropometri Anak. 2, Indonesia: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020.
Tambing Y, Fatiah MS, Pamangin LOM. Pengukuran Tinggi Badan (TB), Berat Badan (BB) & Lingkar Lengan Atas (LILA) di Masa Pandemi. Poltekita J Pengabdi Masy 2022; 3: 184–190.
Budiningsih A. Belajar dan Pembelajaran. cetakan ke. Jakarta: Rineka Cipta, 2012.
Yuse AP, Jamaris J, Ismaniar I. Penerapan Pembelajaran Orang Dewasa oleh Instruktur Pelatihan Keterampilan Menjahit di SPNF SKB Lima Puluh Kota. SPEKTRUM J Pendidik Luar Sekol 2018; 6: 16.
Karo-Karo IR, Rohani. Manfaat Media dalam Pembelajaran. Axiom 2018; VII: 91–96.
Hida Fitri M. M. Pelatihan Terhadap Keterampilan Kader Posyandu. J Kesehat Masy 2011; 7: 22–27.
Fitriani A, Purwaningtyas DR. Peningkatan Pengetahuan dan Keterampilan Kader Posyandu dalam Pengukuran Antropometri di Kelurahan Cilandak Barat Jakarta Selatan. J SOLMA 2020; 9: 367–378.
Turrahmi L, Tahlil T, Diba F, et al. Pelatihan Antropometri Balita dan Komunikasi efektif pada Kader Posyandu: Suatu Studi Kasus. 2022; 1: 1–9.
Unduhan
Diterbitkan
Cara Mengutip
Terbitan
Bagian
Lisensi
Hak Cipta (c) 2023 JURNAL INOVASI DAN PENGABDIAN MASYARAKAT INDONESIA
Artikel ini berlisensi Creative Commons Attribution-NonCommercial 4.0 International License.